Kajian Cerita Pendek (Tahun 2011)



Sinopsis Cerita

SETELAH KAU MENIKAHIKU
(Novia Stephanie_2003)
oleh Laela Farchati (Itahcraf Aleal)

Kekalutan seorang gadis berusia tiga puluhan yang bernama Upit tentang keinginan Ibunya untuk melihatnya segera menikah akhirnya membuat Idan, sahabatnya, mengeluarkan sebuah ide di luar perkiraan. Upit yang tak kunjung menikah dikarenakan ia menganggap pernikahan hanyalah sesuatu yang menyulitkan dan menyengsarakan, terpaksa harus melakukan sebuah pernikahan simulasi dengan Idan. Tentunya setelah melakukan perdebatan panjang di antara keduanya. Idan, yang selama dua puluh tahun lebih menjadi sahabat Upit, yang senantiasa menemani Upit dalam suka maupun duka adalah sebenarnya yang paling mengerti tentang Upit.
Berbagai macam perjanjian disepakati selayaknya dalam pernikahan yang sesungguhnya. Dalam perjalanan rumah tangga mereka yang pura-pura alias hanya sebuah simulasi itu juga mereka rasakan asam garamnya. Mulai dari pertengkaran-pertengkaran kecil hingga pertengkaran besar. Namun di situlah mereka mulai sadar bahwa ada sesuatu yang istimewa di antara mereka berdua.
Hingga tibalah hari di saat kisah-kisah masa lalu Upit terulang kembali. Tanpa diduga, Pram, mantan kekasih Upit semasa SMA yang pergi ke Jerman, pulang ke Indonesia dan kembali mengusik kehidupan perasaan Upit. Upit pun mulai goyah tentang perasaan-perasaannya akan kenangan di masa lalu. Pergolakan batinpun terjadi di antara Upit, Idan dan Pram. Berbagai macam carapun dilakukan oleh Pram untuk mau menikah dengan Pram, tentunya setelah menceraikan Idan. Namun, setelah Ibu Idan meninggal dunia, barulah Idan mencurahkan akan semua ketulusan cintanya terhadap Upit sejak dulu. Upitpun akhirnya tersadar kalau Idanlah yang paling sempurna di mata hatinya.
Amanat
Cerpen ini mempunyai amanat tentang bagaimana cara mengartikan ketulisan dan kepercayaan. Ketulusan seorang sahabat dalam mencintai, menyayangi dan menemani dalam kurun waktu puluhan tahun. Karena seorang sahabat adalah satu jiwa yang sama dalam dua badan yang berbeda. Seorang sahabat tidak memiliki kepentingan lain dari sahabatnya kecuali membantu sahabatnya menjadi pribadi yang berbahagia dengan pilihan-pilihan baik sahabatnya. Seorang sahabat merayakan keberhasilan sahabatnya dan mengingatkan tentang keindahan jiwa sahabatnya saat ia berkecil hati.
Dari ketulusan kedua orang sahabat ini juga memberikan arti dari sebuah kepercayaan akan sesuatu hal yang akan dilakukan. Cerpen ini juga mengisyaratkan bahwa tak selamanya apa yang kita pikirkan buruk adalah buruk di mata semua orang. Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan dari luar tentang seseorang adalah sesuatu yang sebenarnya. Cerpen ini juga menjelaskan bahwa kita seringkali tak sadar akan sesuatu yang sebenarnya sudah ada atau kita miliki. Kita seringkali lebih mengusahakan dan memperhatikan sesuatu yang berada jauh dari kita untuk memenuhi apa yang kita butuhkan. Padahal kita senantiasa sudah terpenuhi dari sekitar kita.
Salah satu penggalan cerita dari cerpen tersebut yang menggambarkan sebuah ketulusan hati yaitu,
Aku membuat segalanya sangat sulit untuk Idan malam itu. Aku memberontak saat ia mencoba menyuapiku. Aku menolak saat ia memintaku makan obat. Aku memintanya membuka jendela karena aku kepanasan, lalu menutupnya lagi karena aku kedinginan, lalu membuka lagi, menutup lagi entah berapa belas kali. Aku memintanya membuatkanku susu yang tidak kuminum, merebuskan mie instan yang tidak kumakan, menyiapkan roti yang kubuang ke lantai, mengupaskan apel yang kubiarkan di meja hingga berubah coklat dan memasakkan omelet yang hanya kucuil sedikit. Pijatannya di kakiku terlalu keras, terlalu lembek, terlalu kasar, tidak terasa. Dan saat ia mulai terkantuk-kantuk di kursi, aku membangunkannya untuk menyalakan televisi agar aku bisa menyuruhnya mengganti saluran tiap kali ia mulai mengangguk terlelap.
Semua itu akan membuatku sangat puas kalau saja Idan mau menolak, memprotes, mengeluh atau bahkan marah dan memakiku seperti dulu. Tapi ia sama sekali tidak mengeluh, tidak membantah. Kesabarannya merusak segalanya. Makin lama aku makin menyadari kelembutan dalam suaranya—yang hanya bisa lahir dari kekhawatiran—dan kelelahan di matanya—yang aku tahu hanya bisa datang dari keputusasaan. Aku dibuatnya merasa bersalah, karena aku sadar ia juga tengah menyalahkan dirinya sendiri, menghukum dirinya sendiri, mungkin lebih berat dari yang kulakukan. Dan kebencianku justru musnah dan berganti kasihan, sesuatu yang sama sekali tak kuharapkan, tapi tak bisa kuelakkan.
Dan kutipan yang menunjukkan arti sebuah kepercayaan yaitu,
“Semua gagasan jenius selalu diolok-olok pada awalnya.” Sanggah Idan mantap. “Pikirkan, Pit. Ini satu-satunya cara supaya kita bisa belajar seperti apa pernikahan itu sebenarnya tanpa perlu sungguh-sungguh menikah. Kau tidak mungkin melakukannya dengan laki-laki selain aku, yang telah terbukti memiliki sifat kesatria, dapat dipercaya dan teguh pendirian….”
“Serius, Idan, serius!”
“Dan kau sama sekali tidak melakukan pengorbanan apapun. Kau tidak akan mengalami kerugian apapun.”

B.    Tema
Cerita pendek berjudul “Setelah Kau Menikahiku” ini bercerita tentang perjuangan dua sahabat yang saling mencintai untuk menemukan arti kebahagiaan dan cinta yang sesungguhnya, yang sebenarnya sudah mereka miliki. Cerpen ini juga menyampaikan romansa cerita anak muda yang terbentuk oleh waktu.

Seperti pada kutipan berikut ini :
“Pernikahan ini tidak pernah hanya sebuah simulasi untukku, Pit. Ini adalah pernikahan sesungguhnya untukku.”
“Apa maksudmu kau mencintaiku?” suaraku tercekik.
“Apa yang tidak kaupahami? Aku mencintaimu,” kata-kata Idan begitu lugas, menghantamku seperti sebuah pukulan keras yang membuatku terempas. “Aku mencintaimu sejak kau memarahiku karena nyaris melindas kelincimu, dua puluh tahun yang lalu, waktu kita masih sama-sama belasan tahun. Dan aku tidak pernah bisa berhenti mencintaimu hingga kini.”

C.    Tokoh dan Penokohan
Upit mempunyai sifat yang kekanak-kanakan, terdapat pada kutipan berikut :
Aku sungguh-sungguh tidak mengerti kenapa orang harus menikah,” gerutuku.
Idan tertawa. “Ibumy menanyakan calonmu lagi?”
Aku mengangguk cemberut.
“Apa jawabanmu kali ini?” godanya.
“Aku tidak menjawab. Aku langsung meninggalkan ruang makan dan masuk ke kamar.”
Idan terbahak. “Kau kekanak-kanakan,” katanya.
“Habis jawaban apalagi yang mesti kuberikan, Dan? Aku sudah kehabisan alasan, kehabisan stok bohong. Dan Ibuku malah makin gencar menteror.”
Idan tersenyum. “Kau benar seperti anak-anak. Kalau kau jadi Ibumu, apa kau tidak akan blingsatan kalau anakmu belum juga menikah pada usia tiga puluh tiga.”
Tokoh Upit juga bersifat keras kepala, salah satu kutipan yang mendukung :
Aku tahu permintaanku wajar. Aku tahu aku berhak meminta Idan menemaniku ke manapun. Dan ia juga sama bersalahnya denganku, karena mengobarkan pertengkaran konyol itu. Hanya saja ia lebih berbesar hati untuk menyingkirkan pertengkaran itu sementara aku justru memupuk dendam dan benci padanya. Jadi siapa sebenarnya pemenang dalam kontes kedewasaan ini?
Sedangkan salah satu sifat Idan yang tampak adalah ia penuh kasih sayang dan penuh pengertian yaitu terdapat pada kutipan.
Ketika aku terbangun esok paginya, Idan menyambutku dengan baki sarapan pagi dan senyum lebar. Ia membantuku ke kamar mandi dan aku tidak memprotes ketika ia memintaku untuk tidak mengunci pintu. Ia telah menyediakan bangku di dekat wastafel agar aku tak perlu berdiri saat menggosok gigi. Di rak ia telah menyediakan pakaian bersih untukku dan bahkan meletakkan bedak dan sisirku, hingga saat aku keluar dari kamar mandi, aku merasa jauh lebih segar dan hidup. Ketika aku kembali ke kamar, aku melihat spreiku telah diganti, mejaku telah rapi kembali dan bunga di dalam vas di dekat tempat tidurku telah diganti dengan yang baru. Ketika Idan duduk di pinggir ranjangku, menambahkan gula pada susu cokelatku dan mengupaskan telur sarapan pagiku, aku hampir menangis karena terharu.
Sedangkan, Pram, salah satu sifatnya adalah egois, yaitu terdapat pada kutipan berikut :
“Kau tidak mencintai Idan, Ta. Kau berbeda dengannya, jadi bukan kesalahanmu kalau kau tidak bisa mencintainya. Satu-satunya perasaan yang layak kau simpan untuknya cuma iba, karena ia tidak akan pernah bisa mendapatkan hatimu dan ia akan selamanya menikah dengan perempuan yang mencintai lelaki lain.”
“Aku….”
“Akuilah, Ta, kau mencintaiku. Kebersamaan kita adalah takdir.”

-        Kajian Sosiologis
Cerpen ini menjelaskan bahwa ada keterkaitan antara sastra dan masyarakat. Cerpen ini lahir sebagai perwujudan nyata masyarakat sekitar. Ceritanya benar-benar alami dan berasal dari cerita sehari-hari. Dengan kata lain, tingkat rekaan atau kefiktifannya tidak begitu dominan atau bahkan hanya sedikit saja. Keaslian cerita yang berasal dari kehidupan sehari-hari ini lebih mendominasi karya sastra ini. Menceritakan kehidupan percintaan para tokoh yang berujung pada perdebatan tentang arti pernikahan, menjadi cerita yang diaplikasikan dari kehidupan nyata. Cerita yang ditampilkan lebih mengeksplorkan bagaimana posisi para tokoh pada kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Mulai dari munculnya cerita sampai munculnya konflik itu sendiri hingga tahap penyelesaiannya. Semua itu benar-benar mencerminkan kehidupan masyarakat yang ada atau bahkan pada saat karya sastra ini muncul. Pengarang juga ingin membuat sebuah penyelesaian atas konflik yang ada di dalam ceritanya. Ia juga ingin menyampaikan salah satu bentuk penyelesaian tentang masalah serupa.
Cerpen ini sangat layak untuk dibaca, karena menyampaikan sebuah pelajaran berharga tentang arti ketulusan dan kepercayaan pada cinta dalam persahabatan. Sebuah kasih sayang yang murni. Cerita ini layak untuk dibaca oleh siapa saja mulai usia remaja, karena cerita ini dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap semua orang yang membacanya.








DAFTAR PUSTAKA

Kafe ilmu, 2011.(diakses 13 Mei 2011). Pengertian Kajian Prosa Fiksi.             http://kafeilmu.com/tema/pengertian-kajian-prosa-fiksi.html
Rendra, Deny. 2011. (diakses 13 Mei 2011).  Pendekatan Dalam    Menganalisis Prosa.http://www.denyrendra.net/search/pendekatan-         dalam-menganalisis-prosa

Komentar

Postingan Populer